3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

3 Nov 2023 1 min read No comments Info Wisata
Featured image

Salah satu aspek paling menarik dari sejarah Cirebon adalah keberadaan tiga keraton yang berdiri kokoh di tengah-tengahnya, yaitu Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.

Masing-masing keraton ini memiliki kisah yang unik dan berbeda, yang membentuk bagian integral dari narasi sejarah Cirebon yang kaya. Dari cikal bakal hingga perjalanan sejarah yang panjang, inilah beberapa penjelasan mendalam tentang ketiga keraton yang menjadi bukti gemilang warisan budaya dan sejarah yang kaya di Cirebon.

Keraton Kasepuhan Cirebon

Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki cerita yang kaya dan panjang dalam sejarah Cirebon. Berawal dari Keraton Pakungwati, yang didirikan pada 1452 oleh Pangeran Cakrabuana, putra Raja Pajajaran.

Pada abad ke-16, Sunan Gunung Jati wafat, dan keraton ini diperluas oleh Panembahan Pakungwati I pada 1529. Keraton Kasepuhan ini menghadap ke utara dan dikelilingi oleh tembok setinggi 2 meter, dengan pintu keluar masuk di sebelah utara.

Pada 1969, Kesultanan Cirebon dibagi menjadi Kesultanan Kanoman dan Kasepuhan, dengan masing-masing sultan menempati keraton sendiri. Hal ini menandai pemisahan yang penting dalam sejarah Cirebon.

Keraton Kanoman

Dilansir dari data publikasi Profil Budaya dan Bahasa Kota Cirebon, Jawa Barat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2020, Keraton Kanoman memiliki sejarah yang mencolok, dengan akar yang dapat ditelusuri hingga sekitar tahun 1510 Saka atau 1588 M.

Menurut penanggalan yang ditemukan pada pintu Pendopo Jinem, keraton ini didirikan pada masa Pengeran Mohamad Badridin, yang bergelar Sultan Anom I. Namun, ada sumber lain yang menyebut bahwa pembangunan keraton ini bersamaan dengan pelantikan Sultan Anom I pada 1678-1679 M.

Keraton Kanoman juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah, menandakan nilai sejarah yang dimilikinya.

Keraton Kacirebonan

Keraton Kacirebonan memiliki kisah unik dalam sejarahnya. Dibangun pada tahun 1808 oleh Pangeran Anom di atas tanah seluas 46.500 m2.

Pembangunan keraton ini dipicu oleh penggantian Sultan Anom IV yang meninggal pada 1802. Meskipun Sultan Anom IV memiliki anak kembar, Gubernur Jendral Daendels memutuskan bahwa keduanya mendapat gelar sultan.

Pangeran Raja Kanoman menjadi Sultan Kacirebonan sampai akhir hayatnya. Namun, keturunan Sultan Kacirebonan hanya memiliki gelar Pangeran dan tidak dapat menjadi sultan. Selain itu, Keraton Kacirebonan tidak memiliki daerah kekuasaan. Keraton ini telah menjadi cagar budaya sejak 1999, menambah daftar panjang cagar budaya di Cirebon.

Ketiga keraton ini merupakan wisata sejarah yang kaya dan mempengaruhi perkembangan Cirebon sebagai kota dengan warisan budaya yang berharga. Pemeliharaan dan pelestarian keraton-keraton ini adalah tanggung jawab bersama kita untuk melestarikan sejarah dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.

Author: Gianusa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *